Sabtu, 31 Maret 2012

Partai Koalisi Yang Memble

Melihat pemandangan Partai Koalisi pada rapat paripurna DPR RI tangal 30 Maret 2012 sungguh memalukan dan tidak tahu malu. Anggauta - anggauta Dewan Koalisi yang terhormat mempunyai sikap seperti itu sungguh tidak pantas untuk dijadikan panutan, patner dalam suatu organisasi, teman dalam persahabatan dan perjuangan. Bagaimana tidak dalam kondisi yang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan dukungan suara dalam mengambil keputusan ternyata malah ingkar, dan berbalik menyerang dengan berbagai macam alasan demi menyelamatkan diri untuk cari popularitas.

Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat tidak terpuji, memalukan dan kita sebagai masyarakat tertawa geli, menjengkelkan. Ga perlu ditanggapi apa yang dikatakan sebab kalau masalah dalih, dalil, alasan kita semua bisa membuat, berkelit, memutar lidah untuk membuat alasan bukan hanya satu, dua, bahkan semilyard alasanpun dapat kita buat untuk memberikan dukungan argumentasi kita. Tapi bukan itu yang dibutuhkan dalam suatu organisasi yang solid.

Kenyataan ini mengingatkan kita dalam perjuangan Sayidina Husain cucu Rasulullah dalam menghadapi Perang Karbala. Dimana Sayidina Husain di suruh pulang dengan jaminan bahwa akan dibantu dalam peperangan melawan pemberontak tetapi apa yang terjadi ? Sungguh mengerikan dan mengalami nasib yang tragis. Beliau pada akhirnya dikhianati oleh pendukungnya dan berperang sendiri bersama anggauta keluarga pada akhirnya beliau dipenggal kepalanya kemudian ditusuk dengan tombak dijadikan tontonan diarak keliling kota bahkan diinjak - injak oleh musuh - musuh nya. Subhanallah. semoga Allah memberikan tempat dan kedudukan yang mulia di sisi - Nya.

Hal ini ternyata tidak jauh berbeda dengan para anggauta partai Koalisi yang kita lihat saat ini, pada mulanya mereka mendukung pemerintah untuk menaikan harga BBM kemudian melepaskan begitu saja disaat situasi sudah sangat genting dami melihat gelombang demontran begitu besar, ternyata nyali mereka ciut juga. Kemudian mereka saling mencari pembenaran masing - masing dengan mengajukan berbaggai macam opsi seakan - akan mereka sangat peduli dan pro rakyat. Andaikata mau begitu kenapa tidak dari awal saat diajak berunding untuk menaikan harga BBM ? Kenapa tidak berani bersikap oposisi seperti PDI, Hanura dan Gerindra ?

Mereka ini lebih terhormat dari seorang banci yang berganti kelamin. Dia berani menanggung resiko dengan apa yang dia lakukan dengan berbagai gunjingan dan cemoohan walaupun sakit tapi dia berani menerima kenyataan dan tetap konsisten pada pendiriannya bahwa saya adalah " Wanita ". Dengan keyakinan itu dia tetap berani operasi ganti kelamin.

Lha ini anggauta DPR yang terhormat tidak berani mengambil resiko dalam berorganisasi dan ingin cari selamat sendiri supaya dipuji sebagai pahlawan. Udah terlambat bung dan jangan mimpi jadi pahlawan kesiangan, semilyard alasan kau ucapkan berbusa mulut kau suarakan, bibir selumpang tinggal semerang, kau membual. Kemudian seakan - akan memberi wewenangan pemerintah untuk menaikkan harga BBM sendiri, ini sama saja ingin membunuh orang dengan menyelamatkan diri sendiri. Kalau maunya seperti itu kembali ke zaman " Orde Baru " aja. Mutlak di putuskan Pemerintah tinggal menyetujui.

Apakah dengan cara seperti itu mereka sudah dapat menyelesaikan masalah ? Bukan menyelesaikan masalah tapi malah menambah masalah yang berkepanjangan sebab membuat rakyat semakin tertekan setiap hari dengan dihantui setiap saat harga BBM tetap bakal naik. Ini sama saja dengan saat Imam Samodra mau di hukum mati sudah dijadwal hari ini akan di eksekusi tetapi dengan berbagai alasan diundur satu hari. Waktu satu hari pengunduran itu bukan merupakan kebijaksanaan yang terpuji tetapi malah membuat sock terapi pada diri terhukum, membuat jantung berdebar dalam menunggu satu hari toch pada akhirnya mati juga.