Saudaraku .........................
Wahyu
yang pertama kali turun adalah surah Al – Alaq ayat 1 - 5.
Dimana Allah berfirman :
بسم الله الرحمن الر حيم
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya.( Al - Alaq : 1- 5 )
Dalam berbagai tafsir
dan riwayat disebutkan bahwa Rasulullah dalam menerima wahyu ini terjadi dialog
dengan Malaikat Jibril. Tatkala beliau disuruh membaca namun beliau berkata : " saya
tidak bisa membaca ". ada lagi menafsirkan " apa yang saya baca " ? yang jadi pertanyaan benarkah dialog itu terjadi ? Kemudian Rasul sendiri yang menceritakan atau penafsiran
/ penjabaran untuk menguatkan bahwa beliau adalah seorang yang umi ?
Dimana tatkala Rasulullah kedatangan malaikat Jibril dalam bentuk aslinya Rasulullah merasa ketakutan dan gemetar seluruh persendiannya sehingga seluruh tubuhnya berkeringat. dalam kondisi seperti itu Malaikat Jibril menyuruh membaca : " Bacalah ". Rasulullah menjawab : " Aku tidak bisa membaca ". hal itu terjadi berulang - ulang hingga tiga kali kemudian Malaikat Jibril merengkuh Rasulullah dalam dekapannya sehingga Rasulullah mulai tenang dan Malaikat Jibril menyampaikan ayat 1 - 5 surah Al - Alaq.
Beliau lari pulang untuk
diselimuti oleh istrinya Siti Khadijah sebagai bentuk rasa takut yang sangat luar biasa. Setelah reda beliau baru bercerita dengan Siti Khotijah bahwa baru saja beliau bertemu dengan seorang Malaikat Jibril dan
membacakan wahyu seperti yang tersebut diatas. Mendengar penuturan Rasulullah Khadijah pergi ke rumah
pamannya yang seorang pendeta bernama Warakhah dan pamannya berkata bahwa : " dia adalah seorang
calon nabi ". Maka Khadijah pulang menenangkan hati suaminya agar tidak takut
sebab beliau dipilih menjadi seorang Nabi.
Dari berbagai riwayat bahwa setiap menerima wahyu Rasululllah dalam keadaan yang sangat berat untuk membawa dirinya, sehingga kadang beliau sampai tidak sadarkan diri karena beratnya wahyu yang diterima.
أخبرنا عمرو بن يزيد قال ثنا سيف بن عبيد الله قال ثنا
سوار عن سعيد عن قتادة عن الحسن عن حطان بن عبد الله عن عبادة بن الصامت قال كان
نبي الله إِذَا نَزَلَ عَلَيْهِ الْوَحْىُ كُرِبَ لِذَلِكَ وَتَرَبَّدَ لَهُ
Dari ‘Ubadah bin Ash Shamit Radhiyallahu’anhu, dia berkata:
“adalah Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasalam Apabila wahyu sedang turun
kepadanya, beliau kesusahan karenanya dan wajahnya berubah menjadi ke
hitam-hitaman”.(An-Nasai’)
Hadits Diatas berkaitan tentang
keadaan nabi Muhammad Sholallahu Aalaihi Wasalam saat menerima wahyu al-Quran,
dan keadaan tersebut sering kali disaksikan oleh para sahabat dan tidak
terkecuali ‘Ubadah bi ash-Shamit, dan tentunya dalam ilmu hadits, hadits
tersebut dinamakan ‘hadits fi’liyah’.
Dan masih banyak lagi hadits lain,
Bagaimana turunnya wahyu, yg menceritakan begitu berat serta merasa kesusahan
dan bahkan membuat wajah tampan beliau (Sholallahu Alaihi Wasalam) berubah
kehitaman, hal ini merupakan kenyataan tentang ‘beratnya’ setiap huruf
al-Quran, dan tentunya sekaligus menunjukan betapa dahsyatnya ‘kekuatan’ yang
tersimpan pada setiap kata didalamnya, Subhanallah.
Inilah mengapa Allah berpesan secara
khusus bagi para pencinta al-Quran, agar mempunyai kesabaran yang lebih dalam
menghafal, tetaplah optimis dan bersemangat, tugas kita hanya berusaha dengan
seluruh kemampuan, lalu segala keputusan kembali kepadaNya, Dia yang ‘terus’
memilih kita atau bahkan ‘mengeliminasi’ dari barisan ahlul quran, (na’udzu
billahi).
Dalam firmanNya:
تُحَرِّكْ
بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآَنَهُ
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا
بَيَانَهُ
“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak
cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami
telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah penjelasannya.” (QS.
Al-Qiyamah : 16-19)
Ayat ini sangat jelas, Allah memilih hambaNya, Dia yang mengumpulkan 30 juz
al-Quran didalam dada setiap anak manusia, bahkan Dia yang mengajarkannya
secara langsung, maka ayat ini juga mengindikasikan setiap sedang bersama
dengan al -Quran maka sesungguhnya sedang belajar kepada Allah, bila sudah Dia
yang mengajarkan rasanya tak pantas ada kekhawatiran bagi sang murid untuk
tidak bisa ‘menguasai’ Al-Quran.
Tanamkan saja kesabaran didalam hati tanpa batas, sadari betul bahwa yang
sedang dilakukan adalah sebuah usaha meraih kebahagiaan ketika nanti sendirian
didalam kubur, Al-Quran akan menemanimu, Al-quran akan meramaikan kuburmu,
tubuhmu utuh, tak mungkin malaikat adzab akan menyentuhmu, karena tubuhmu
berbalut firman2Nya. Bahkan ketika lisanmu sedang mengulang2 ayatNya demi
“terekam’ dalam memori hafalanmu, sesungguhnya engkau sedang membuat dua buah
mahkota yang bercahaya untuk dipersembahkan kepada kedua orangtuamu di hari
kiamat nanti.
Teruslah berjuang , biarkan matamu
menatap orang2 yang hanya ‘disibukkan’ dengan urusan dunia, jadikanlah
pelajaran dan jangan engkau risau, karena yang sedang kau kejar saat ini
bersama al-quran melebihi dunia beserta isinya. JanjiNya benar dan tidak
terbantahkan, teruslah ‘membelah’ kesunyian malam dengan lantunan bacaan mulia,
jangan menyerah dan jangan mudah merasa lelah, tersenyumlah… karena yang kau
lakukan sekarang adalah yang pernah dilakukan oleh para penghuni syurga.
Semoga bisa diambil ibarohnya sebagai pelajaran, terkhusus bagi saya sendiri
untuk pembelajaran agar terus belajar dan belajar lagi…