Sabtu, 16 November 2013

Timbangan Dan Takaran



Mengapa kamu tidak bertaqwa ?

Setiap Rasul yang datang memberi peringatan kepada umatnya pasti ditentang dengan berbagai macam cara dan motif tergantung dari setiap generasi yang dida’wahkan. Seperti halnya generasi Nabi Syuaib beliau menyuruh manusia berbuat jujur dalam hal takaran dan timbangan dan tidak boleh merugikan mansia dengan hal itu namun umatnya malah menentang dan menganggap dia seperti orang yang kena sihir

Ketika Syua'ib berkata kepada mereka : " Mengapa kamu tidak bertaqwa ? ( Asy - Syu'ara : 177 )

Inilah setiap awal peringatan bagi manusia untuk kembali kejalan yang lurus pasti ditolak dengan mengatakan bahwa Nabi yang membawa kebenaran adalah seorang yang terkena sihir. Seorang yang ingin dihormati, seorang yang menganggap dirinya suci. Mereka tidak mau menerima ajakan dan seruan ke jalan yang lurus untuk menghindarkan siksa dan murka Allah bahkan mereka menantang untuk membuktikan ancaman yang sampaikan oleh para Nabi dan Rasul – Nya. Maka generasi nabi Syuaib ditimpa azab asap hitam yang membinasakan mereka disebabkan kemungkaran dan memusuhi utusan – Nya.

Timbangan alat ukur untuk menentukan keseimbangan agar tidak berat sebelah, sehingga kita akan berlaku adil dan jujur bila kita mampu menimbang dengan baik setiap perkara yang kita hadapi. Kita tidak boleh pilih kasih dalam menentukan kebenaran tidak memandang kepada sanak keluarga sebab timbangan adalah merupakan suatu kebenaran yang hakiki, agar tercipta kerukunan umat dan menempatkan proforsi manusia pada porsinya masing – masing. 

Kalau kita berat sebelah dalam menentukan timbangan maka akan terjadi kegoncangan yang mengakibatkan ketidak teraturan dalam kehidupan. Bila hal ini dilakukan terus menerus maka akan terjadi penumpukan persoalan yang pada akhirnya menimbulkan ketidak puasan dalam masyarakat dan menimbulkan malapetaka yang luar biasa.

Takaran juga merupakan suatu alat ukur untuk menentukan kebenaran sesuai dengan fitrah manusia. Jika kita menakar dengan hawa nafsu maka akan menimbulkan suatu perbedaan derajat yang mengakibatkan kita tidak akan bisa berdiri normal dalam menentukan hukum yang berlaku. Oleh karena itu kita harus menakar semua masalah dengan kebenaran yang datangnya dari Allah, bukan kebenaran yang ditentukan oleh manusia. 

Kita sebagai manusia harus tunduk dan patuh pada setiap aturan yang telah ditetapkan oleh Allah niscaya kita akan menemukan kedamaian dalam hidup sebab semua sudah diukur dan ditimbang sesuai dengan kemampuan kita. Allah tidak akan memberikan beban kepada kita melebihi kesanggupan dan kemampuan kita. Kalau kita menerima semua apa yang terjadi itu kita pasti mampu menyelesaikan semua persoalan yang kita hadapi. Tinggal masalahnya kita mau bersabar dan menerima aturan Allah atau kita ingkar dan mencari pembenaran sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar