Senin, 02 Desember 2013

Kondisi Rasulullah Saat Menerima Wahyu Pertama

Saudaraku .........................


Wahyu yang pertama kali turun adalah surah Al – Alaq ayat 1 - 5.
Dimana Allah berfirman : 

بسم الله الرحمن الر حيم

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.( Al - Alaq : 1- 5 )


Dalam berbagai tafsir dan riwayat disebutkan bahwa Rasulullah dalam menerima wahyu ini terjadi dialog dengan Malaikat Jibril. Tatkala beliau disuruh membaca namun beliau berkata : " saya tidak bisa membaca ". ada lagi menafsirkan " apa yang saya baca " ? yang jadi pertanyaan benarkah  dialog itu terjadi ? Kemudian  Rasul sendiri yang menceritakan atau penafsiran / penjabaran untuk menguatkan bahwa beliau adalah seorang yang umi ?

Dimana tatkala Rasulullah kedatangan malaikat Jibril dalam bentuk aslinya Rasulullah merasa ketakutan dan gemetar seluruh persendiannya sehingga seluruh tubuhnya berkeringat. dalam kondisi seperti itu Malaikat Jibril menyuruh membaca : " Bacalah ". Rasulullah menjawab : " Aku tidak bisa membaca ". hal itu terjadi berulang - ulang hingga tiga kali kemudian Malaikat Jibril merengkuh Rasulullah dalam dekapannya sehingga Rasulullah mulai tenang dan Malaikat Jibril menyampaikan ayat 1 - 5 surah Al - Alaq.

Beliau lari pulang untuk diselimuti oleh istrinya Siti Khadijah sebagai bentuk rasa takut yang sangat luar biasa. Setelah reda beliau baru bercerita dengan Siti Khotijah bahwa baru saja  beliau bertemu dengan seorang Malaikat Jibril dan membacakan wahyu seperti yang tersebut diatas. Mendengar penuturan Rasulullah Khadijah pergi ke rumah pamannya yang seorang pendeta bernama Warakhah dan pamannya berkata bahwa : " dia adalah seorang calon nabi ". Maka Khadijah pulang menenangkan hati suaminya agar tidak takut sebab beliau dipilih menjadi seorang Nabi.

Dari berbagai riwayat bahwa setiap menerima wahyu Rasululllah dalam keadaan yang sangat berat untuk membawa dirinya, sehingga kadang beliau sampai tidak sadarkan diri karena beratnya wahyu yang diterima.

أخبرنا عمرو بن يزيد قال ثنا سيف بن عبيد الله قال ثنا سوار عن سعيد عن قتادة عن الحسن عن حطان بن عبد الله عن عبادة بن الصامت قال كان نبي الله إِذَا نَزَلَ عَلَيْهِ الْوَحْىُ كُرِبَ لِذَلِكَ وَتَرَبَّدَ لَهُ

Dari ‘Ubadah bin Ash Shamit Radhiyallahu’anhu, dia berkata: “adalah Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasalam Apabila wahyu sedang turun kepadanya, beliau kesusahan karenanya dan wajahnya berubah menjadi ke hitam-hitaman”.(An-Nasai’)

Hadits Diatas berkaitan tentang keadaan nabi Muhammad Sholallahu Aalaihi Wasalam saat menerima wahyu al-Quran, dan keadaan tersebut sering kali disaksikan oleh para sahabat dan tidak terkecuali ‘Ubadah bi ash-Shamit, dan tentunya dalam ilmu hadits, hadits tersebut dinamakan ‘hadits fi’liyah’

Dan masih banyak lagi hadits lain, Bagaimana turunnya wahyu, yg menceritakan begitu berat serta merasa kesusahan dan bahkan membuat wajah tampan beliau (Sholallahu Alaihi Wasalam) berubah kehitaman, hal ini merupakan kenyataan tentang ‘beratnya’ setiap huruf al-Quran, dan tentunya sekaligus menunjukan betapa dahsyatnya ‘kekuatan’ yang tersimpan pada setiap kata didalamnya, Subhanallah.

Inilah mengapa Allah berpesan secara khusus bagi para pencinta al-Quran, agar mempunyai kesabaran yang lebih dalam menghafal, tetaplah optimis dan bersemangat, tugas kita hanya berusaha dengan seluruh kemampuan, lalu segala keputusan kembali kepadaNya, Dia yang ‘terus’ memilih kita atau bahkan ‘mengeliminasi’ dari barisan ahlul quran, (na’udzu billahi).

Dalam firmanNya:

تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ  إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآَنَهُ  فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآَنَهُ  ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.  Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.”
(QS. Al-Qiyamah : 16-19)

Ayat ini sangat jelas, Allah memilih hambaNya, Dia yang mengumpulkan 30 juz al-Quran didalam dada setiap anak manusia, bahkan Dia yang mengajarkannya secara langsung, maka ayat ini juga mengindikasikan setiap sedang bersama dengan al -Quran maka sesungguhnya sedang belajar kepada Allah, bila sudah Dia yang mengajarkan rasanya tak pantas ada kekhawatiran bagi sang murid untuk tidak bisa ‘menguasai’ Al-Quran.

Tanamkan saja kesabaran didalam hati tanpa batas, sadari betul bahwa yang sedang dilakukan adalah sebuah usaha meraih kebahagiaan ketika nanti sendirian didalam kubur, Al-Quran akan menemanimu, Al-quran akan meramaikan kuburmu, tubuhmu utuh, tak mungkin malaikat adzab akan menyentuhmu, karena tubuhmu berbalut firman2Nya. Bahkan ketika lisanmu sedang mengulang2 ayatNya demi “terekam’ dalam memori hafalanmu, sesungguhnya engkau sedang membuat dua buah mahkota yang bercahaya untuk dipersembahkan kepada kedua orangtuamu di hari kiamat nanti.

Teruslah berjuang , biarkan matamu menatap orang2 yang hanya ‘disibukkan’ dengan urusan dunia, jadikanlah pelajaran dan jangan engkau risau, karena yang sedang kau kejar saat ini bersama al-quran melebihi dunia beserta isinya. JanjiNya benar dan tidak terbantahkan, teruslah ‘membelah’ kesunyian malam dengan lantunan bacaan mulia, jangan menyerah dan jangan mudah merasa lelah, tersenyumlah… karena yang kau lakukan sekarang adalah yang pernah dilakukan oleh para penghuni syurga.

Semoga bisa diambil ibarohnya sebagai pelajaran, terkhusus bagi saya sendiri untuk pembelajaran agar terus belajar dan belajar lagi…

1 komentar:

  1. Assalamualaikum, ya rekanku sesungguhnya dalan surat itu al qiyamah 16 - 19, hanya ditujukkan oleh beliau Baginda Rasulullah SAW bukan untuk seluruh manusia. Karena hanya beliau yang diberi izin untuk dapat menghafalkan Al Quran dengan cara seperti itu. Wasalam - Abdullah

    BalasHapus