Minggu, 04 November 2012

" Hormati Orang Tua "


Selasa, 30 Oktober 2012. 16:51:29

saudaraku .......

Allah berfirman : 

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ 

14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.

Saudaraku

Kita diwajibkan untuk menghormat dan berbuat baik kepada ibu bapak kita, dimana ibu telah mengandung kita selama Sembilan bulan sepuluh hari dalam keadaan susah payah dengan penderitaan yang panjang., Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, tetapi mereka rela demi buah hatinya yang dirahimnya. Kemudian melahirkan dengan memperjuangkan antara hidup dan mati, dan memelihara dengan kasih sayang dengan air susunya hingga kita dewasa orang tua selalu menjaga demi keselamatan anak – anaknya.

Dalam artian leterlek dari ayat tersebut kita harus hormat kepada Ibu dan Bapak kita yang melahirkan dan membesarkan kita. Namun dalam kontek umum bisa berarti orang tua yang kita tuakan baik dalam lingkungan masyarakat tingkat paling bawah RT sampai Presiden. Baik tingkat organisasi sampai instansi. Baik perusahaan maupun perkantoran semua yang kita tuakan kita anggap orang tua dalam artian yang memberikan contoh dan tauladan dalam lingkungan dimana dia berada. Namun jika mereka tidak bisa memberikan contoh yang baik dan menyimpang dari aturan – aturan yang ada maka kita boleh untuk menentangnya dengan cara yang baik.

Kita ambil contoh dalam kehidupan yang paling rendah tingkat RT, bagaimana warga nya mau menurut dan mengikuti perintah RT jika RT nya tidak bisa dijadikan panutan untuk wargannya. Setiap keputusan yang diambil selalu bertentangan dengan aspirasi warga dan RT nya tidak memberikan contoh yang baik.
Missal RT memerintahkan bayar PBB tepat waktu atau membayar iuran warga tepat waktu, atau kerja bakti warga harus hadir, sementara RT nya sendiri tidak pernah mau bayar iuran bahkan tidak pernah hadir dalam setiap kegiatan warganya, bagaimana warga bisa menuruti perintah RT nya ??

Saudaraku …….

Dalam bulan – bulan ini kita disibukkan dengan tawuran antar pelajar yang mengakibatkan timbulnya kurban anak – anak kita sehingga menimbulkan berbagai polemik dan komentator dari semua elemen masyarakat baik dari tingkat rakyat jelata sampai anggauta dewan yang terhormat.
Diawali dari peristiwa tawuran antara SMA 6 dan SMA 70 Bulungan yang menimbulkan satu kurban mati disusul dengan Kampung Melayu dan Bekasi semuanya menimbulkan kurban jiwa.

Kemudian timbullah berbagai macam statmand dan pandangan sesuai dengan porsi dan kapasitasnya masing – masing. Mereka saling menyalahkan, menghujat dan menganggap paling benar. Ya kalau yang bicara itu hanya kita – kita sebagai rakyat biasa, atau tukang becak, pedagang di pasar, atau kuli rumput dan tukang cangkul, kuli bangunan, atau kuli pelabuhan, pembicaraan mereka walaupun melampui batas tidak akan menimbulkan dampak yang lebih luas dalam masyarakat. Tetapi kalau yang sudah bicara itu adalah anggauta dewan yang terhormat yang nota bener sebagai wakil – wakil rakyat, ini akan mempunyai dampak yang luar biasa walaupun yang berbicara itu hanya satu orang. Apalagi kalau mereka trus kroyokan dan mengklaim dirinya adalah paling benar paling mampu memberikan solusi.

Mereka kemudian menyalahkan guru sebagai pendidik yang tidak mampu membimbing anak – anak muridnya. Kemudian meningkat menyalahkan kepala sekolah yang tidak mampu membuat program dalam membina guru dan anak – anak didiknya. Kemudian meningkat menyalahkan instansi pendidikan yang tidak mampu membuat program kurikulum yang mampu membuat siswa – siswanya bisa belajar dengan baik. Kemudian meningkat mereka menyalahkan menteri dan pada muara akhir dan ujung – ujungnya mereka menyalahkan presiden dan menyuruh turun dari jabatannya karena dianggap gagal dalam memimpin negeri ini.
Mereka berbicara seakan – akan mereka itu manusia bersih tidak pernah salah, menganggap semua peristiwa itu adalah kesalahan pada instansi yang terkait. Mereka tidak sadar bahwa kelakuan mereka sebagai anggauta dewan juga belum pantas menjadi panutan bagi masyarakat, bahkan  juga tidak kurang buruknya dari kelakuan anak – anak kita yang masih remaja.
Coba bayangkan sebagai anggauta dewan dalam rapat – rapat kita lihat diwarnai dengan adu kekerasan, adu otot , meloncat diatas meja, loncat sana loncat sini layaknya seekor monyet, naik diatas meja kejar – kejaran di ruang rapat, saling menyerang dengan mengucapkan kata – kata yang tidak pantas didengar sebagai seorang wakil rakyat.

Disuruh rapat balelo, hanya sebagian kecil yang hadir, sehingga tidak memenuhi quota, bila diambil keputusan kemudian salah mereka tidak mau disalahkan dengan alasan tidak hadir berarti tidak menyetujui. Disuruh absen dengan menggunakan mesin absensi saja tidak mau. Tapi mereka berteriak – teriak disiplin, trus apa yang bisa dicontoh dari wakil – wakil rakyat kita yang seperti ini untuk anak - anak kita ?

Padahal mereka itu dilihat oleh seluruh rakyat Indonesia bahkan masyarakat dunia. Bagaimana mereka akan membuat suri tauladan  yang baik untuk generasi muda ? kemudian dengan bangganya memberikan nasehat menyalahkan semua pihak yang terkait. Mereka tidak sadar bahwa kelakuan mereka lebih bejat dari anak – anak kita.

Apalagi kalau dari partainya sudah menyuarakan “ A “ maka seluruh anggautanya akan berkata “ A “ tidak perduli apakah “ A “ itu baik atau buruk kalau perlu mereka mencari teman untuk ikut menyuarakan “ A “ . yang jadi pertanyaaan sebenarnya anggauta DPR kita ini wakil – wakil rakyat atau wakil Partai ? sehingga apapun yang menjadi kebijaksanaan pemerintah tidak pernah ada yang benar menurut kaca mata mereka, yang ada selalu salah dan memang harus disalahkan walaupun benar.
Saudaraku

Mendidik anak – anak itu memang berat dan harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu kita harus memberikan bimbingan yang intensif dan pendekatan dengan cara yang lebih santun. Dan Rasulullah telah memberikan peringatan kepada kita agar anak – anak kita diberi bekal “ IMAN “ sebab mereka tidak hidup pada generasi kita. Dan iman itulah yang akan membentengi anak – anak kita dri semua hal – hal yang mungkar. Sebab hanya dengan iman hati mereka akan lebih lembut dan mengerti akan arti hidup yang sebenarnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya dan mari kita didik anak – anak kita dengan cara bimbingan Rasululllah sesuai dengan Iman dan Islam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar