Selasa, 30 Oktober 2012. 16:51:29
saudaraku .......
Allah berfirman :
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
14. dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
[1180]
Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
Saudaraku
Kita
diwajibkan untuk menghormat dan berbuat baik kepada ibu bapak kita, dimana ibu
telah mengandung kita selama Sembilan bulan sepuluh hari dalam keadaan susah
payah dengan penderitaan yang panjang., Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak,
tetapi mereka rela demi buah hatinya yang dirahimnya. Kemudian melahirkan
dengan memperjuangkan antara hidup dan mati, dan memelihara dengan kasih sayang
dengan air susunya hingga kita dewasa orang tua selalu menjaga demi keselamatan
anak – anaknya.
Dalam
artian leterlek dari ayat tersebut kita harus hormat kepada Ibu dan Bapak kita
yang melahirkan dan membesarkan kita. Namun dalam kontek umum bisa berarti orang
tua yang kita tuakan baik dalam lingkungan masyarakat tingkat paling bawah RT
sampai Presiden. Baik tingkat organisasi sampai instansi. Baik perusahaan
maupun perkantoran semua yang kita tuakan kita anggap orang tua dalam artian
yang memberikan contoh dan tauladan dalam lingkungan dimana dia berada. Namun jika
mereka tidak bisa memberikan contoh yang baik dan menyimpang dari aturan –
aturan yang ada maka kita boleh untuk menentangnya dengan cara yang baik.
Kita
ambil contoh dalam kehidupan yang paling rendah tingkat RT, bagaimana warga nya
mau menurut dan mengikuti perintah RT jika RT nya tidak bisa dijadikan panutan
untuk wargannya. Setiap keputusan yang diambil selalu bertentangan dengan
aspirasi warga dan RT nya tidak memberikan contoh yang baik.
Missal
RT memerintahkan bayar PBB tepat waktu atau membayar iuran warga tepat waktu,
atau kerja bakti warga harus hadir, sementara RT nya sendiri tidak pernah mau
bayar iuran bahkan tidak pernah hadir dalam setiap kegiatan warganya, bagaimana
warga bisa menuruti perintah RT nya ??
Saudaraku
…….
Dalam
bulan – bulan ini kita disibukkan dengan tawuran antar pelajar yang mengakibatkan
timbulnya kurban anak – anak kita sehingga menimbulkan berbagai polemik dan
komentator dari semua elemen masyarakat baik dari tingkat rakyat jelata sampai
anggauta dewan yang terhormat.
Diawali
dari peristiwa tawuran antara SMA 6 dan SMA 70 Bulungan yang menimbulkan satu
kurban mati disusul dengan Kampung Melayu dan Bekasi semuanya menimbulkan
kurban jiwa.
Kemudian
timbullah berbagai macam statmand dan pandangan sesuai dengan porsi dan
kapasitasnya masing – masing. Mereka saling menyalahkan, menghujat dan
menganggap paling benar. Ya kalau yang bicara itu hanya kita – kita sebagai
rakyat biasa, atau tukang becak, pedagang di pasar, atau kuli rumput dan tukang
cangkul, kuli bangunan, atau kuli pelabuhan, pembicaraan mereka walaupun
melampui batas tidak akan menimbulkan dampak yang lebih luas dalam masyarakat.
Tetapi kalau yang sudah bicara itu adalah anggauta dewan yang terhormat yang
nota bener sebagai wakil – wakil rakyat, ini akan mempunyai dampak yang luar
biasa walaupun yang berbicara itu hanya satu orang. Apalagi kalau mereka trus
kroyokan dan mengklaim dirinya adalah paling benar paling mampu memberikan solusi.
Mereka
kemudian menyalahkan guru sebagai pendidik yang tidak mampu membimbing anak –
anak muridnya. Kemudian meningkat menyalahkan kepala sekolah yang tidak mampu
membuat program dalam membina guru dan anak – anak didiknya. Kemudian meningkat
menyalahkan instansi pendidikan yang tidak mampu membuat program kurikulum yang
mampu membuat siswa – siswanya bisa belajar dengan baik. Kemudian meningkat mereka
menyalahkan menteri dan pada muara akhir dan ujung – ujungnya mereka menyalahkan
presiden dan menyuruh turun dari jabatannya karena dianggap gagal dalam memimpin
negeri ini.
Mereka
berbicara seakan – akan mereka itu manusia bersih tidak pernah salah, menganggap
semua peristiwa itu adalah kesalahan pada instansi yang terkait. Mereka tidak
sadar bahwa kelakuan mereka sebagai anggauta dewan juga belum pantas menjadi
panutan bagi masyarakat, bahkan juga
tidak kurang buruknya dari kelakuan anak – anak kita yang masih remaja.
Coba
bayangkan sebagai anggauta dewan dalam rapat – rapat kita lihat diwarnai dengan
adu kekerasan, adu otot , meloncat diatas meja, loncat sana loncat sini layaknya
seekor monyet, naik diatas meja kejar – kejaran di ruang rapat, saling menyerang
dengan mengucapkan kata – kata yang tidak pantas didengar sebagai seorang wakil
rakyat.
Disuruh
rapat balelo, hanya sebagian kecil yang hadir, sehingga tidak memenuhi quota, bila diambil
keputusan kemudian salah mereka tidak mau disalahkan dengan alasan tidak hadir
berarti tidak menyetujui. Disuruh absen dengan menggunakan mesin absensi saja
tidak mau. Tapi mereka berteriak – teriak disiplin, trus apa yang bisa dicontoh
dari wakil – wakil rakyat kita yang seperti ini untuk anak - anak kita ?
Padahal
mereka itu dilihat oleh seluruh rakyat Indonesia bahkan masyarakat dunia.
Bagaimana mereka akan membuat suri tauladan
yang baik untuk generasi muda ? kemudian dengan bangganya memberikan
nasehat menyalahkan semua pihak yang terkait. Mereka tidak sadar bahwa kelakuan
mereka lebih bejat dari anak – anak kita.
Apalagi
kalau dari partainya sudah menyuarakan “ A “ maka seluruh anggautanya akan
berkata “ A “ tidak perduli apakah “ A “ itu baik atau buruk kalau perlu mereka
mencari teman untuk ikut menyuarakan “ A “ . yang jadi pertanyaaan sebenarnya
anggauta DPR kita ini wakil – wakil rakyat atau wakil Partai ? sehingga apapun
yang menjadi kebijaksanaan pemerintah tidak pernah ada yang benar menurut kaca
mata mereka, yang ada selalu salah dan memang harus disalahkan walaupun benar.
Saudaraku
Mendidik
anak – anak itu memang berat dan harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Oleh
karena itu kita harus memberikan bimbingan yang intensif dan pendekatan dengan
cara yang lebih santun. Dan Rasulullah telah memberikan peringatan kepada kita
agar anak – anak kita diberi bekal “ IMAN “ sebab mereka tidak hidup pada
generasi kita. Dan iman itulah yang akan membentengi anak – anak kita dri semua
hal – hal yang mungkar. Sebab hanya dengan iman hati mereka akan lebih lembut
dan mengerti akan arti hidup yang sebenarnya.
Demikian
yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya dan mari kita didik anak – anak
kita dengan cara bimbingan Rasululllah sesuai dengan Iman dan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar